TEGAR DI JALAN DAKWAH
BAB I
PROBLEMATIKA INTERNAL AKTIVIS DAKWAH
PROBLEMATIKA INTERNAL AKTIVIS DAKWAH
A. Gejolak Kejiwaan
”Maka Allah mengilhamkan pada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan.” (Qs. Asy Syams : 8)
1. Gejolak Syahwat
Awalnya sebuah fitrah tapi banyak manusia yang terpeleset ke jalan kefasikan karena masalah ini (Qs. 3 :14). Oleh karena itu islam datang tidak dalam rangka membunuh potensi fitriyah manusia, akan tetapi mengarahkan potensi tersebut sesuai dengan syariat. Dengan berpuasa atau jalan menikah. Stabilitas ma’nawiyah (moralitas) para aktivis dakwah bisa terganggu disesbkan oleh syahwat. Untuk itu, para aktivis harus menjadi pihak yang paling pandai menjaga dirinya sehingga gejolak syahwat tidak menyebabkan potensi negatif dalam kegiatan dakwah.
2. Gejolak Amarah
Kadang gejolak jiwa di sisi yang lain muncul ketika menangani kasus-kasus di medan dakwah. Permasalahan dakwah sering memancing munculnya gejolak kemarahan dalam jiwa para aktivis dakwah. Tentu saja hal ini merupakan peluang bagi munculnya penyimpangan manhajiyyah dalam gerak dakwah sekaligus membuka celah tak menguntungkan bagi kondisi aktivis dakwah itu sendiri. Ex : Khalid bin Walid pada bani Jazimah.
3. Gejolak Heroisme
Kadang dijumpai sebuah semangat yang sangat heroik di medan perjuangan, apalagi tatkala berada dalam peprangan menhadapi musuh. Semangat kuat yang muncul dari sikap heroisme para petarung adalah mengalahkan dan menaklukan musuh. Pada titik tertentu bahkan menjadi semacam obsesi kepahlawanan dan heroisme. Namun, jika gejolak ini tidak diletakkan secara tepat, bisa pula menimbulkan dampak negatif. Ex : Sa’ad bin Ubadah menerriakkan kata perang padahal Rasulullah telah bilang jangan ada kekerasan.
4. Gejolak Kecemburuan
kisah pembagian harta rampasan perang hunain : anshar dan muhajirin
5. Pelajaran Penting
Akan selalu dijumpai dalam dakwah banyak hal yang mungkin menimbulkan gejolak kejiwaan para aktivis dakwah. Bahwa sekecil apapun gejolak itu, apabila membahayakan dakwah harus segera diselesaikan. Sampai pada masalah yang sekecil-kecilnya.
B. Ketidakseimbangan Aktivitas
1. Ketidakseimbangan antara aktivitas ruhaniyah dengan aktivitas lapangan
Mereka yang hanya berbekal semangat saja tanpa disertai dengan aktivitas pembinaan ruhaniyah, cenderung tak bertahan lama terlibat dalam gerak dakwah. Akibat langsung dari banyaknya kerja teknis adalah cepat lelah dan merasa jenuh. Ironi seperti ini tak selayaknya terjadi, jika para aktivis dakwah memperhatikan alokasi kegiatannya. Karakter dakwah islam bukanlah sekedar aktivitas yang mengajak orang lain kepada kebaikan. Lebih dari itu, para aktivitas dakwah sendiri hendaknya yang pertama kali melakukan apa yang diserukannya. Orang yang mengajak kebaikan tapi melalaikan dirinya sendiri seperti sebuah lilin. Gejala kejenuhan aktivitas merupakan indikasi sebuah gerak dakwah yang tidak mengikuti manhaj dakwah Rasulullah SAW.
2. Ketidakseimbangan antara Dakwah di Dalam dengan di Luar Rumah Tangga.
Perhatian terhadap perbaikan di dalam keluarga harus seimbang dengan perhatian terhadap perbaikan masyarakat dan negara.
Rasulullah pada peristiwa di gua hira pergi menemui istrinya, Khadijah ra.
Rasulullah bercerita pada istrinya, Ummu Salamah ketika tak ada satupun dari kaumnya yang menjalankan seruannya.
Orang-orang yang pertama kali beriman adalah dari lingkungan keluarga Rasulullah sendiri.
3. Ketidakseimbangan antara Aktivitas Pribadi dengan Organisasi
Aktivitas pribadi : kuliah, mengerjakan tugas-tugas kuliah, mengurus istri, anak,mencari nafkah. Harus diseimbangkan dengan kegiatan organisasi karna organisasi tidak akan bisa menyelesaikan tugas-tugas pribadi.
4. Ketidakseimbangan antara Amal Tarbawi dan Amal Siyasi
Ketidakseimbangan dalam meletakkan kedua amal ini akan merusak tatanan dakwah. Amal siyasi tanpa nuansa tarbawi akan menimbulkan suasana gersang dan kering. Dan tanpa amal siyasi, bangunan amal tarbawi tidak menunjukkan produktivitas karna hanya menunaikan kegiatan internal tanpa ekspansi keluar.
5. Ketidakseimbangan antara perhatian terhadap Aspek kualitas dan kuantitas SDM
Hal ini akan menyebabkan gerakan dakwah tidak berjalan dengan optimal. Ada sisi yang kosong dan cenderung membahayakan saat dibiarkan tanpa perbaikan. Baik kualitas maupun kuantitas sangat diperlukan guna mencapai kemenangan dakwah islam.
Penyebab Ketidakseimbangan :
a. Pola kerja Infiradiyah (Single Fighter)
Dengan bekerja sendiri, individu ini tidak akan dapat menata aktivitas lainnya sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dan cenderung membuat cepat lelah. Bekerja sendirian tidak akan efektif. Qs. Thaha : 29 – 34 Nabi Musa membutuhkan Harun untuk menemaninya berdakwah.
b. Lemahnya Perasaan Mas’uliyah
Diperlukan tarbiyah mas’uliyah bagi stiap aktivis secara sistematis agar selalu bisa memunculkan sifat perasaan tanggung jawab. Jangan sampai terbiasa melalaikan amanah yang telah dibebankan kepadanya, atau melalaikan kewajiban yang harus diselesaikan.
c. Kesalahan Cara Pandang
Menentukan prioritas kondisional dan situasional
d. Kesalahan dalam membuat perhitungan
Untuk membuat perhitungan langkah apa yang selanjutnya harus dilakukan harus mendapat banyak pertimbangan dan masukan dengan melibatkan musyawarah sehingga dapat menghindari kesalahan.
e. Pembagian Tugas yang Buruk
Pembagian tugas dibagi secara proporsional agar tidak terjadi penumpukan tugas pada satu individu yang dapat menimbulkan kejenuhan aktivitas sehingga harus ada pembagian tugas yang sesuai kafa’ah masing-masing.
Jalan Keluar Ruhaniyah
Memiliki waktu khusus untuk merinankan kerja-kerja dakwahnya dengan cara mendekatkan diri kepada Allah. Nabi Nuh, Ibrahim, mengadu pada Allah akan beratnya tugas. Dengan suasana ruhaniyah yang mantap, para aktivis akan dapat menjaga keseimbangan perhatian dan aktivitas. Mereka tidak terjebak dalam perhitungan yang salah atau semu, yang bisa menggelincirkan ke dalam ketidakseimbangan.
Jalan Keluar Idariyah (manajerial)
a. Musyawarah
Dalam pembagian tugas, struktur, mengambil kebijakan, memilih di antara kegiatan yang ada bersamaan sebaiknya dilakukan dengan jalan ini agar tepat dalam mengambil keputusan.
b. Pertimbangan yang Utuh menyeluruh
Tentang kader tersebut, amanahnya, kemampuan melaksanakan amanah, pihak-pihak yang menjadi tanggung jawabnya.
Pertimbangan-pertimbangan dalam mengambil keputusan menurut Syaikh Musthafa Masyhur :
1. Resiko kesalahan membuat perhitungan dan penilaian tak bisa diperbaiki atau ditebus. syahid : untung, rugi?
2. Jiwa anggota bukan hak miliknya dalam arti kata yang sebenarnya. melakukan sesuatu yang dibenarkan Allah, bukan sesuka hatinya
3. organisasi bertanggung jawab dan berkewajiban mengendalikan dakwah sebaik-baiknya sesuai perintah dan hukum islam.
4. harus selalu mendalami perjalanan dakwah, masa permulaan hingga sekarang. tidak terpelosok ke lubang yang sama
5. tindakan yang menentang bahaya secara terbuka memerlukan kekuatan yang seimbang.
c. Partisipasi Aktivis
Ketika di lapangan ada ketidak kesesuaian harap didialogkan dengan para pemimpin organisasi.
C. Latar Belakang dan Masa Lalu Aktivis
1. Latar Belakang Keagamaan Keluarga
Kemungkinan keluarga:menyetujui/mendukung, tidak mau tahu, tidak sepakat.
Problem yang mucul bagi aktivis yang keluarganya tidak paham ajaran islam :
a. Lemah dalam Tsaqofah Islam.
Baru tahu ketika dewasa. Sehingga butuh percepatan tsaqofah agar dapat berdakwah (lewat tarbiyah). Dakwah sambil menimba tsaqofah. Bukan mengisi tsaqofah sampai full dulu baru dakwah.
b. Tekanan Keluarga
Mush’ab bin Umair contohnya, tetap tegar walau tanpa kemewahan. Tetap bersikap baik walau tidak diterima.
c. Kerancuan dalam Orientasi Kehidupan
Gamang menentukan pilihan kehidupan, cita-cita, pernikahan, pekerjaan
2. Sifat dan Perilaku Jahiliyah Masa Lalu
Biasanya kadang-kadang masih muncul ketika beaktifitas sehingga menurunkan kualitas dakwahnya, dalam hal ini qudwah/teladan.
3. Langkah Perbaikan
Qs. Az Zumar : 53 – 54
Ubah sifat buruk dari masa lalu, lihatlah hari ini (Allah Maha Pengampun), senantiasa bermuhasabah.
D. Penyesuaian Diri
Dakwah Nabi, sembunyi-sembunyi, terang-terangan. Nabi terang-terangan, dilanjutkan para sahabat yang terang-terangan, semenjak Umar dan Hamzah masuk islam. Mulai peperangan, uhud, badar, perjanjian hudaibiyah hingga fathu mekkah. Gerakan dakwah saat ini yang telah sampai mihwar mu’assasi. Tampil secara terang-terangan dan harus mampu beradaptasi
1. hambatan Penyesuaian Diri
i. Sifat ”Kelembaman” Kemanusiaan
Cenderung ingin mempertahankan posisinya. Merasa berat harus melakukan perubahan, karena merasa telah mapan dengan karakter dakwah sebelumnya. Sifat lembam ini harus dikelola dengan bijak aga tidak sampai menghalangi para aktivis untuk melakukan perubahan format dakwah.
ii. Kecenderungan Jiwa
Dapat diubah dan diarahkan agar seimbang antara yang suka tertutup dan terbuka
iii. Keterbatasan dan Perbedaan Tsaqofah
Ada hal-hal yang bersifat tetap dan berkembang. Karena ada perbedaan dan keterbatasan tsaqofah, kadang-kadang bersikap tetap terhadap hal-hal yang berkembang, atau sebaliknya, dan salah menempatkan yang mana yang tetap dan yang berkembang. Sehingga harus diselesaikan dengan dialog, telaah ilmiah, membudayakan musyawarah agar tidak terjadi perpecahan.
iv. Keterbatasan Kapasitas
Setiap aktivis harus selalu berusaha meningkatkan kapasitas dirinya, agar selalu bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan tahapan dakwah yang terus berkembang.
2. Peran Kelembagaan Dakwah
Menyiapkan kader-kader inti dengan program-program peningkatan kapasitas.
E. Friksi Internal
Berselisih faham, fenomena komunitas super
1. Belajar dari Gerakan Al Ikhwan
Kepemimpinan Al Hudaibi, Mursyid kedua stelah Hasan Al Banna yang banyak kontroversi dan berhasil diselesaikan
2. Mengambil Pelajaran dari Friksi
i. adanya friksi merupakan indikasi kelemahan proses tarbiyah di kalangan umat secara umum
ii. Kelemahan dalam penjagaan diri para aktivis
iii. Strukturalisasi baru tepat dilakukan terhadap orang-orang yang telah memahami karakter dakwah itu sendiri.
iv. Bukti keberadaan ego manusia
v. Penumbuhan kesadaran berislam dan dakwah lebih utama dibandingkan sekedar meletupkan semangat bergerak
vi. Muncul akibat hadirnya pihak ketiga yang sengaja ingin memperkeruh suasana dan mampelemah kaum mukmin.
3. Mengelola Ikhtilaf (perbedaan pendapat)
Berpegang teguh pada Al Qur’an dan Sunnah. Jika sudah masalah furu’ (cabang) maka itu lain lagi
4. Ashbabul Ikhtilaf
i. Tabiat agama islam
Pada hal yang sifatnya zhanni (belum pasti) atau mu’awwal (memungkinkan adanya penafsiran) dalam hukum Allah yang bersifat eksplissit, kaum muslimin bisa berbeda interpretasi dalam memahami maksudnya. Dari sinilah muncul peluang yang amat besar untuk adanya perbedaan pendapat.
ii. Tabiat Bahasa (Arab)
Bahasa yang digunakan Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah bahasa arab, di dalamnya ada lafadz musytarak yang memiliki lebih dari satu arti, ada pula yang hanya memiliki satu arti. Ada yang mengandung arti sebenarnya (hakiki) dan ada pula arti kiasan. Tabiat bahasa arab yang memungkinkan para mujtahid mengambil makna yang berbeda dari satu teks nash yang sama.
iii. Tabiat Manusia
Karakter ibnu Umar dan ibnu Abbas amat berbeda. Abu Bakar dan Umar adalah dua figur yang berbeda karakter.
iv. Tabiat Alam dan Kehidupan
Tumbuhan yang sama-sama tumbuh dari tanah yang sama, bunganya bisa berbeda, manisnya buah bisa berbeda.
Bahkan perbedaan telah ada sejak zaman Rasulullah, hanya saja perbedaan itu tidak membuat perpecahbelahan. Mereka mampu menolerir khilaf furu’ yang ada, dengan tetap menjaga tali ukhuwah.
5. Ikhtilaf yang Tercela
i. Perbedaan yang Bermotivasikan Pembangkangan, Kedengkian, dan Mengikuti Hawa Nafsu.
Qs. 3 : 19, antar personal, antar kelompok untuk menjaga identitas mereka.
ii. Perbedaan pendapat yang Mengakibatkan Perpecahan dan Permusuhan
Qs. Al Anfal: 46
6. Bekal menghadapi Keragaman
i. Ilmu yang Luas dan Shahih
ii. Ikhlas karena Allah dan Terbebas dari Nafsu
iii. Meninggalkan Fantisme Individu, Mazhab, dan kelompok
iv. Berprasangka baik kepada pihak lain
v. Tidak menyakiti dan Mencela
Qs. 3 : 103, 105, Ar Rum : 47
BAB II
PROBLEMA EKSTERNAL DAKWAH
PROBLEMA EKSTERNAL DAKWAH
A. Problematika Spiritual dan Kultural
1. Berhala-berhala Modern
Jika dahulu kita sebut zaman jahiliyah (kebodohan)bukan karena mereka bodoh tapi karena mereka menyembah berhala. Berhala pada zaman modern ini banyak macamnya dari sains, teknologi(ada yang akhirnya semakin menjauh dari Allah), kebudayaan yang akhirnya menginjak-injak hak asasi manusia, menjauhkan orang dari islam sejauh-jauhnya karena bertentangan dengan budaya yang mereka anut, dsb.
2. Syirik, Khufarat dan takhayul di era Teknologi
Ketika masyarakat modern begitu percaya dengan saind dan teknologi mereka malah tidak semakin dengan Allah. Dengan teknologi seharunya mereka dapat membuktikan kebenaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ini. Tapi malah sebaliknya. Ketika berpolitik mereka menggunakan sesajen agar dapat berhasil masuk legislatif. Di bidang kesehatan, mereka menggunakan mantra. Di bidang ekonomi, mereka datang ke dukun untuk melipatgandakan uang. Di era cyber ini pula, takhayul digembar-gemborkan. Film-film horor, sinetron mistis yang tidak masuk akal. Seharusnya dengan perkembangan sains dan teknologi, akan semakin mendekatkan manusia kepada Allah.
3. Globalisasi dan dialektika Kultural
Globalisasi telah membawa perubahan besar-besaran dalam kehidupan manusia di seluruh bagian dunia. Pakaian, makanan, minuman ala barat telah dapat dikonsumsi di mana pun bahkan papua. Tapi sesungguhnya bukan hanya makanan,minuman atau pakaian saja yang mereka bawa. Tapi membawa budaya barat mereka dan kemasan ideologi dalam setiap produknya. Mengikuti gaya hidup, pandangan hidup. Televisi yang sebagian besar merusak moral anak bangsa. Oleh karena itulah perlu adanya penciptaan benteng moral yang kokoh pada setiap individu, agar mereka bisa memilah dan memilih segala hal yang membawa kemaslahatan yang dapat diambil, dan yang membawa kerusakan untuk ditinggalkan.
4. Tradisi dan Perkembangan Peradaban
Seiring perkembangan zaman, terjadilah pergesera tradisi ssperti gotong royong, saling membantu, tenggang rasa, dan sebagainya kini semakin luntur dan amat jarang ada hal seperti itu. Cara hidup instan telah memenuhi ruang kehidupan manusia saat ini. Dari mulai cara hidup, berfikir, menyelesaikan masalah hingga kegiatan keagamaan pun ikut kena imbasnya (ketika shalat contohnya, maunya instant, cepat selesai, ikut kajian,cepat selesai).
B. Problematika Moral
1. Mabuk dan Penyalahgunaan Obat-Obatan
Semua telah banyak tersedia di mana-mana dengan jenis minuman dan obat-obatan yang bermacam-macam. Padahal Allah telah bilang dalam Qs. 5 :90-91. Oleh karena itu dibutuhkan usaha yang serius dari semua unsur yang terkait untuk memeranginya.
2. Penyelewengan Seksual
Semakin berjalannya waktu, tingkat penyelewengan semakin meningkat. Pengaruh teknologi yang buruk melalui tontonan yang tidak seharunya menyebabkan banyaknya penyelewengan seksual. Tidak kuatnya seseorang menahan hawa nafsu juga menyebabkan merebahnya permasalah ini. Sebagai dampaknya penyakit seksual ada di mana saja dan dapat mudah ditularkan. Qs. Al Isra’ : 32
3. Perjudian dan Penipuan
Bagaimana kita bisa berfikir membangun sebuah bangsa dan negara yang kuat, jika masyarakatnya dijejali mimpi-mimpi kosong, harapan-harapan semu, janji-janji muluk yang lazim didapat dalam dunia perjudian? Mereka memburu sesuatu yang tidak jelas, tanpa perencanaan, bercorak nonilmiah, irrasional, untung-untungan dan sesaat. Mereka tidak berfikir panjang, tidak beranimelihat kenyataan dan akhirnya menjadi pribadi yang lemah dipenuhi angan-angan. Bangsa akan cepat hancur jika generasi bermental penjudi. Qs. 5 : 90-91, Al muthafifin : 1-3
4. Tindak Brutal dan Kekerasan
Sudah sangat banyak hingga saat ini pembunuhan terjadi apalagi karena didasari oleh hal-hal yang sepele. Keseluruhan arahan islam berkenaan dengan jaminan kehidupan yang baik bagi setiap manusia, tanpa boleh dizhalimi apalagi sampai dibunuh tanpa hak. Dengan demikian, kejadian yang sering kita saksikan lewat media massa tentang adanya tindak kriminal, kebrutalan, kekrasan hingga sampai pembunuhan, hanya karena alasan-alasan yang sepele, sangatlah menyimpang dari ketetapan islam tentang kehidupan.
C. Problematika Sistemik
1. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Dari zaman dulu hingga sekarang KKN tetap terjadi dan malah sesmakin merajalela. Persoalan utama yang harus dibangun adalah moral mereka agar mampu seperti umar bin khathab ataupun umar bin abdul aziz yang sangat berhati-hati dalam masalah ini. Sehingga kepekaan terhadap rakyat semakin nyata dan kesejahteraan manusia seluruhnya dapat dirasakan.
2. Kemiskinan
Meskipun Indonesia terkenal dengan sumber daya alamnya yang kaya, tapi masyarakatnya tetap saja miskin karena tidak mampu memaksimalkan SDA yang ada. Banyak kejahatan juga timbul karena kemiskinan. Oleh karena itulah sistem ekonomi islam mendorong manusia agar memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Kebodohan
Kebodohan akan membawa seseorang kepada kehancuran. Oleh karena itulah dibutuhkan pribadi-pribadi yang crdas. Sayangnya di Indonesia sendiri, perhatian tentang pendidikan sangatlah minim. Perencanaan anggaran untuk pendidikan minim sehingga seseorang harus membayar mahal untuk bisa mengenyam bangku pendidikan. Semakin bodohlah bangsa ini jika perhatian terhadap penidikannya sangat lemah. Karena Allah telah bilang dalam ayatnya : Qs. Az Zumar : 9, Al Mujadilah : 11, fathir : 28.
4. Disintegrasi Bangsa
Beberapa daerah di Indonesia menyatakan untuk memisahkan diri dari NKRI yang berarti merupakan ancaman bagi keutuhan dakwah islam. Sebab, kegiatan kelompok yang menghendaki kemerdekaan dan memisahkan diri dari NKRI, senantiasa mudah dibumbui dengan nuansa agama, suku dan etnis. Dengan dakwah islam, akan menjalin persaudaraan antara bagian masyarakat di Indonesia. Karena islam senantiasa menebarkan rahmat bagi alam semesta sebagaimana misi kehadirannya. Qs. 49 : 10 dan 13, Al Mumtahanah : 8, 5 : 3.
BAB III
DAYA TAHAN DI MEDAN DAKWAH
DAYA TAHAN DI MEDAN DAKWAH
A. Menguatkan dan Membersihkan Motivasi
Daya tahan dalam lapangan dakwah sangat dipengaruhi oleh kekuatan dan kelurusan motivasi.
Khalid bin Walid , tidak memberontak saat diturunkan posisinya dari jabatan panglima menjadi prajurit biasa. ”Saya berjihad karena Allah, bukan karena khalifah Umar”, ungkapnya.
Anas bin Nazhir, memenuhi janjinya dalam perang uhud, dan syahid hingga 80 tusukan pedang. Turunnya hadits berikut adalah mengenai dirinya ”Dari kaum mukminin ada beberapa orang yang telah menepati janjinya kepada Allah maka di antara mereka ada yang telah mati dan ada yang masih menunggu, dan mereka tiada mengganti keyakinannya dengan yang lain (HR. Bukhari dan Muslim) .
Apakah makna ikhlas dan bagaimana posisinya dalam menumbuhkan daya tahan?
1. Memahami makna Ikhlas
Bersih dari segala noda dan menjadikan sesuatu murni tanpa noda sedikitpun. Secara syar’i adalah niat mencari ridha Allah semata dengan amal yang murni dari segala perusaknya. Qs. Al Bayyinah : 5
Menurut Hasan Al Banna, ”Yang dimaksud dengan ikhlas ialah seorang muslim menunjukkan segala perkataan, amal dan jihadnya semata-mata mencari ridha Allah dan ganjaran baik-Nya, tidak memandang keuntungan duniawi, kedudukan, pangkat, gelar dan semacamnya. Karena itu, ia akan menjadi manusia pembela cita-cita dan aqidah, bukan kepentingan (interest) pribadi.” Qs.6 : 162-163
2. Mencapai Derajat Ikhlas
Ada beberapa petunjuk untuk mencapai ikhlas, di antaranya :
a. Senantiasa memperbarui niat
Dalam keseharian,makan,minum, tidur,dsb, islam telah menuntun dengan berdoa sebelum dan sesudahnya. Keseluruhan doa tersebut dimaksudkan sebagai upaya memperbarui niat agar senantiasa lurus, tidak mengalami penyimpangan dalam pelaksanaannya.
Selalu memperbaiki niat dan memperbarui niat ikhlas adalah sebuah tuntutan dalam kehidupan dakwah. Apabila gagal memperbarui niat, bisa kehilangan daya tahan dalam perjuangan. Bahkan kadang kondisi akhirnya sangat menyakitkan.
b. Berusaha Keras Menunaikan Kewajiban
”syirik khafi (halus) akan terhindar dari orang-orang yang dirahmati Tuhannya. Sedangkan cara menghindari syirik tersebut adalah dengan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah. Ikhlas ini tidak akan terwujud kecuali dengan zuhud. Sedangkan zuhud tidak akan tercapai kecuali dengan takwa. Dan takwa akan terwujud kalau mengikuti perintah dan menjauhi larangan Allah dengan konsekuen. Qs. Al Ankabut : 69
c. Berusaha Keras Mewujudkan Kecintaan kepada Allah
Kecintaan kepada Allah bukanlah hal yang bisa muncul dengan sendirinya dalam jiwa setiap manusia. Setiap manusia beriman harus selalu berusaha mewujudkan kecintaan kepada Allah, karena hanya dengan itu amal akan mudah diterima di sisi-Nya. Qs. Ali Imran : 31-32
Mush’ab bin Umair, mau meninggalkan kemewahan yang dimiliki demi islam hingga syahid dalam perang uhud sebagai pembawa bendera yang ditebas kedua tangannya.
d. Merasakan Pengawasan Allah
Orang yang merasa hidupnya diawasi Allah akan senantiasa berjalan hati-hati dalam meniti hidup serta dakwahnya. Hendaknya setiap aktivis mengingat bahwa sepanjang hidupnya selalu diiringi malaikat pencatat. Qs. Al Infithar : 10-12
e. Hati-hati dalam beramal
Amal adalah bukti nyata keimanan seseorang. Dalam islam, manusia senantiasa diperintahkan untuk beramal agar tidak menjadi insan yang merugi. Maka berlomba-lombalah kaum mukminin memperbanyak amal mereka. Tapi tak sedikit amal menjadi sia-sia karena tidak terpenuhi syart-syaratnya. Amal tersebut tertolak di sisi Allah.
B. Mencapai Derajat Iman
Dakwa adalah mengajak manusia kepada keimanan, kepada tauhid, kepada kemurnian akidah. Oleh karena itu, para aktivis harus memiliki kebersihan dan kelurusan iman, agar bisa mengajak masyarakat menuju keridhaan Allah. Untuk mencapai kemenangan gemilang yang dijanjikan Allah, tiada jalan lain kecuali menepati segala sifat-sifat keimanan. Kemudian senantiasa menjaga keberadaan sifat-sifat tersebut setiap saat. insyaAllah kebenaran janji-janji Allah akan mereka dapatkan dalam kehidupan, sebab sungguh Allah tak pernah mengingkari janji. Qs. 13:31
1. Janji Allah terhadap Orang yang Beriman
a. Kemenangan atas musuh-musuh mereka
Tak ada satupun invasi musuh yang dapat melumpuhkan orang-orang yang beriman jika mereka benar keimanannya. Bergembiralah kaum mukminin, sebab Allah telah beriman dalam Qs. Ar-Rum : 47
Pertolongan dan pembelaan Allah adalah sebuah kekuatan bagi orang-orang mukminin, tak ada satu manusia pun yang mampu mengalahkannya perang badar, perang ahzab. Qs. Al-Anfal : 9 – 12
b. Jaminan bahwa Orang-Orang Kafir tak akan Menguasai Mereka
Sirah Nabi telah memberikan pelajaran bahwa betapapun kuatnya maker yang dilakukan orag musyrikin quraisy terhadap gerak dakwah islam, yang terjadi justru semakin menambah subur gerak dakwah tersebut. Berbagai upaya telah mereka lancarkan, sejak ejekan sampai penganiayaan dan pembunuhan, tapi manakah hasilnya?sebab, telah pasti janji-Nya : Qs. 4 : 141, Al-Anfal : 30 Perjanjian Hudaibiyah
c. Mendapatkan Izzah
Mereka adalah orang-orang yang sadar dan paham bagaimana mengatur kehidupannya, sejak memberikan wala’ secara benar, mahabbahnya benar, jalan hidupnya lurus dan pengorbanannya tulus. Apa yang dimakan baik, yang dikerjakan baik, bermanfaat untuk umat, dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Orang kafir memiliki criteria yang berlawanan dengan itu. Qs. Al Munafiqun : 8. Perjuangan dakwah memerlukan kekuatan jiwa yang prima, mengingat tantangan yang besar. Kemuliaan hanyalah milik Allah, maka sudah selayaknya para aktivis meminta izzah hanya kepada Allah, bukan dari yang lain.
d. Kehidupan dan Rizki yang Baik
Tidak ada kekhawatiran apa pun bagi aktivis dakwah dalam masalah kehidupannya, sebab kemudahan teah dijanjikan Allah. Limpahan barokah hanya akan diberikan kepada orang mukmin saja, sekalipun secara umum semua manusia diberi rizki oleh Allah. Qs. An Nahl : 97, Al A’raf : 96
e. Menjadikan Khalifah fil ardhi
Dipercayakan bumi dan isinya kepada mereka untuk dikelola. Hanya orang-orang beriman beriman sajalah yang bisa memegang kemakmuran dan pengelolaan bumi. Kekhalifahan adalah hak istimewa yang diberikan kepadanya, tiada yang lebih berhak atas fungsi itu selain mereka. Qs. 24 : 55.
f. Mendapatkan Surga
Qs. Luqman : 8-9 Kenikmatan mana lagi yang bisa menandingi surga-Nya, saat manusia penuh keridhaan Allah! Lalu mengapa kaum mukminin tidak segera berlomba-lomba mencapai janji tersebut?
2. Upaya Meraih Derajat Keimanan
Tiada pilihan lain bagi setiap muslim kecuali harus senantiasa memperbaiki kualitas keimanan serta memperkukuhnya. Tentu para aktivis dakwah harus segera melaksanakan koreksi ke dalam dirinya sendiri, sejauh mana keimanan telah terealisasi di dalam kehidupannya, yang dengan itu mereka berhak mengharap janji-janji Allah.
Upaya agar derajat keimanan bisa terealisir :
a. Orientasi Rabbani
Menjadikan seluruh aktivitas selalu berorientasi kepada Allah, dengan menjadikan Allah sebagai orientasi utama dalam kehidupan. Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain, mencintai seseorang karena Allah, tidak mau kembali kepada kekafiran merasakan manisnya iman (HR.Bukhari dan Muslim). Mencintai, membenci, membela, memusuhi karna Allah. Barang siapa berusaha mendapatkan ridha Allah sekalipun dengan resiko kemarahan manusia maka Allah meridhainya dan menjadikan manusia ridha kepadanya, dan sebaliknya. (HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya)
b. Berhati-hati terhadap orientasi Duniawi
Islam tidak menolak materi dan kesenangan duniawi, namun jangan sampai dijadika sebagai orientasi utama. Dakwah akan mengalami penyimpangan jika materi telah dijadikan tujuan dan orientasi utama. Qs. Hud : 15-16
C. Menggandakan Kesabaran
Medan dakwah tak mungkin ditempuh oleh orang yang tidak memiliki kesabaran. Bahkan, seringkali hadirnya orang yang tak sabar dalam tatanan dakwah, lebih banyak membuka celah yang bisa membahayakan eksistensi dakwah secara umum.
1. Hikmah Kesabaran
a. Dijadikan Pemimpin karena Sabar
Qs. As-Sajdah : 24
b. Pahala Besar bagi yang Sabar
Qs. An Nahl : 96, Al Qashash : 54, Az Zumar : 10 Betapa besar hikmah kesabaran bagi upaya membawa dakwah menuju kemenangannya.
c. Allah membersamai mereka yang sabar
Qs. 2 : 153 Para aktivis dakwah adalah pihak yang paling berhajat kepada kebersamaan Allah, mengingat mereka senantiasa menghadapi tantangan dalam setiap aktivitas di lapangan. Kebersamaan Allah sangat diperlukan untuk memberikan penguatan bagi para aktivis dalam menunaikan amanah dakwah
d. Mendapatkan Berbagai Macam Kebaikan karena Sabar
Keberkatan yang sempurna, rahmat, serta petunjuk . Qs. 2 : 155-157
2. Bahaya Hilangnya Kesabaran
Hilangnya kesabaran dalam diri seorang aktivis dakwah muslim, bisa berakibat fatal bagi dirinya sendiri, maupun bagi gerakan dakwah secara umum. Tindakan tergesa-gesa (isti’jal) adalah contoh hilangnya kesabaran dalam diri aktivis.
3. Agar bisa Bersabar
Cara memenangkan pengaruh agama menurut Imam Al Ghazali :
a. Memberikan dorongan jiwa untuk mengejar dengan sungguh-sungguh faedah-faedah yang ditimbulkan oleh kesabaran, dan betapa besar buahnya bagi agama dan keduniaan kita.
b. Hendaklah pengaruh hawa nafsu kita lawan secara mati-matian
diperlukan tarbiyah yang kontinyu. Qs. Al Ashr : 1-3, Al Kahfi : 28, Ali Imran : 200
D. Kekuatan Ukhuwah
Bagi setiap muslim, batas ukhuwah bukanlah etnis atau geografis, akan tetapi batas saudara adalah akidah. Kita bersaudara karena Allah dan bermusuhan karena Allah. Dengan landasan persaudaraan yang berupa akidah inilah yang membuat ukhuwah bisa kukuh berdiri. Persamaan akidah akan membawa kepada persamaan pandangan hidup dan orientasi perjuangan. Karena Allah-lah yang berkenan mengikat hati-hati orang yang beriman dalam ikatan persaudaraan. Seperti dalam ayatnya Qs. Al Anfal : 63.
1. Keteladanan Ukhuwah di Zaman Kenabian
Abdurrahman bin Auf ketika di persaudarakan dengan Sa’ad bi Rabi’ memberikan separuh harta dan istrinya untuk saudaranya. Kaum anshar terhadap muhajirin yang membagi dua hasil kebunnya dengan porsi kaum muhajirin lebih banyak hingga tercatat dalam ayatnya Qs. Al Hasyr : 9. Seorang sahabat (anshar)yang memberi makan orang yang lapar padahal dirinya sendiri dan keluarganya belum makan(lapar). hal ini adalah buah dari keyakinan yang mutlak akan janji-janji Allah.
2. Hubungan Sesama Aktivis Berlandaskan Cinta dan Kasih Sayang
”Perumpamaan kaum mukminin seperti satu tubuh”.... ”tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”....”Qs. 3 : 159”......... Nabi Ibrahim ketika berkata pada ayahnya yang tak seiman tetap memperlihatkan kelembutan, kehormatan pada orang tua. Nabi Musa di minta Allah untuk berdakwah pada fir’aun dengan kata-kata yang lemah lembut tertuang dalam Qs. Thaha : 43-44 .....mudah-mudahan ia ingat atau takut.” Semangat dalam dakwah memang diperlukan tapi tetap ada batasnya. Jangan sampai menimbulkan kekerasan atas nama semangat apalagi sampai mengabaikan unsur-unsur kasih sayang dan kelemahlembutan sehingga memperburuk citra dakwah itu sendiri.
3. Penghambat Ukhuwah
Sukuisme,,,,,pertikaian di dalam tubuh umat...padahal Allah telah bilang dalam ayatnya Qs. Al Anfal : 46.....perbantahan di kalangan umat islam yang merupakan salah satu indikasi ketidaktaatan pada Allah dan Rasul-Nya, sehingga berakibat timbul rasa gentar dan hilang kekuatan. Karena tiada iman tanpa ukhuwah, demikian sebaliknya, iman pasti menimbulkan ukhuwah....Qs. 2 : 286.
E. Soliditas Struktur
Gerakan dakwah yang solid akan memberikan dukungan sangat besar bagi setiap aktivis untuk memiliki daya tahan di dalam perjuangan. Solidnya struktur gerakan dakwah akan menimbulkan suasana yang nyaman dan melegakan semua aktivis. Suasana kerja menjadi sangat kondusif dan terbantu karena adanya kekukuhan struktur. Namun jika kondisi struktur tidak solid, akan memberikan dampak negatif bagi daya tahan para aktivis. Suasana kerja tidak kondusif dan cepat menimbulkan kelelahan jiwa. Qs. 5 : 2. oleh karena itu, berjamaahlah... ”....barangsiapa yang mati dalam keadaan memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin maka ia mati sebagai jahiliyah...”(HR.Muslim).
1. Upaya Membentuk Soliditas Struktur
a. Konsolidai Manajerial
Dengan penataan manajemen yang bagus dan profesional dalam setiap jalur dan lini. Amal islami harus berjalan dengan takhthith (perencanaan) yang teliti, tidak boleh asal-asalan, spontanitas atau reaksioner. Banyak sekali prinsip manajemen modern yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan dakwah, seperti misalnya sistem informasi manajemen, sistem seleksi, promosi, kontrol kualitas,dsb.(manfaatkanlah teknolgi untuk kemajuan dakwah).....Qs. 61 : 4.
b. Konsolidasi Operasional
Untuk menyingkronkan berbagai kegiatan dalam skala gerakan, sekaligus senantiasa mengarahkan gerak dakwah kepada tujuan yang ditetapkan.
2. Hal-Hal yang Merusak Soliditas
a. Munculnya Sekat Komunikasi
Akibatnya adalah ghibah...tanpa ada tabayun terlebih dahuli sehingga pertahanan dakwah ini oun melemah karena sesama aktivis saling membicarakan aib...Qs.49 : 12
b. Lemahnya Mana’ah Tanzhimiyah (Imunitas Struktural)
Apabila aturan dan mekanisme berorganisasi sudah mulai berani dilanggar para aktivis, tidak lagi dianggap sebagai suatu ikatan maka gerakan dakwah akan sangat lemah soliditasnya. Semua pihak merasa bisa dan boleh melakukan apapun, tanpa harus melalui aturan serta mekanisme kejamaahan. Perlahan tapi pasti, soliditas melemah, yang ujungnya adalah kerusakan sistemik pergerakan dakwah.
F. Sekali Lagi, Harus Selalu Memperbaiki Persiapan
1. Persiapan Total untuk Meraih Kemenangan
Kekuatan ruhiyah, tsaqofah, jasadiyah, kekuatan struktural (tandzimiyah) serta perangkat lunak lainnya dalam penataan gerak....terkandung dalam Qs. Al Anfal : 60
2. SDM sebagai Investasi Utama
Berapa banyak peperangan yang islam menangkan dengan jumlah prajurit selalu jauh lebih sedkit dari musuh, dengan perangkat peraang yang lebih sedikit dan sederhana tapi mampu mengalahkan mereka semua?itulah dampak dari SDM yang luarbiasa keimanannya pada Allah swt.
3. Berhitung Kekuatan
Qs. Al Anfal : 65-66 harus tetap ada perhitungan yang matang untuk mencapai kemenangan. Syahid adalah cita-cita, akan tetapi jalan menuju syahid perlu diperhitungkan secara signifikan agar gerak dakwah tetap eksis dan meutuo kemungkinan munculnya bahaya bagi proses dakwah itu sendiri.
BAB IV
YANG TEGAR DI JALAN DAKWAH
YANG TEGAR DI JALAN DAKWAH
A. Tegar dalam Menghadapi Ejekan
Telah sering kita dengar kisah Nabi-Nabi kita yang dalam perjalanan dakwahnya, penuh dengan ejekan dari berbagai kalangan yang tidak menyukai dakwanya. Tapi apakah mereka gentar?tentu saja tidak. Karena keyakinan mereka akan janji Allah dan ”......dan sesungguhnya kami menunggu pula (hari akhir)..”
B. Tegar dalam Menghadapi Gelombang Fitnah
Fitnah ini banyak dirasakan oleh Rasulullah saw. Dari mulai dibilang pendusta, tukang sihir, gila. Padahal mereka semua tahu bahwa Rasulullah telah terkenal sebagai Al amin. Dikatakan tukang sihir, padahal ahli sihir pada saat itu tidak melihat itu sebagai sihir yang selama ini mereka pelajari (benar-benar berasal dari Dzat Yang Maha Tinggi) yang tidak mampu dicapai oleh para ahli sihir. Gila?padahal dari kecil Rasulullah tidak pernah teridentifikasi punya penyakit gila. Kata-kata yang keluar, wahyu yang turun melalui beliau pun di sanggah oleh ahli syair jika itu buatan manusia karena kata-katanya yang luarbiasa (bukti bahwa wahyu itu benar berasal dari Allah swt). Maka pada zaman ini kita akan melihat islam banyak di fitnah. Dari mulai kata-kata teroris, fundamentalis, dan sebagainya hingga membuat orang-orang fobia dengan islam. Peristiwa WTC, pentagon, yang kesemuanya adalah rencana busuk para musuh-musuh Allah untuk memojokkan islam. Pembantaian di afganistan, fitnahan terhadap Osama bin Laden, Al Qaeda, memenjarakan umat islam dengan fitnahan yang keji, dan sebagainya. Apalagi melalui media massa yang telah banyak dikuasai oleh musuh-musuh islam. Kita harus lebih tangguh dan cermat melihat hal ini.
C. Tegar dalam Menghadapi Teror Fisik
Kisah Rasulullah telah memperlihatkan pada kita semua betapa banyak teror fisik yang beliau dapatkan ketika menyeru kepada Allah. Dilemparkan kotoran, dipukuli hingga berdarah, dicekik lehernya dengan kain. Keluarga Yasir yang di siksa agar mau melepaskan agama Muhammad. Abu Dzar yang berkali-kali dipukuli karena bersyahadat di depan kaum musyrik. Kisah seorang pemuda ashabu ukhdud. Zainab Al Ghazali. Dan masih banyak lagi para sahabat dan pejuang islam yang menerima teror fisik ini, untuk memadamkan semangat dan mematikan gerak dakwah. Berbahagialah mereka yang senantiasa tegar di jalan dakwah.
D. Tegar dalam Menghadapi Manisnya Rayuan
Harta, tahta, wanita, inilah beberapa kali yang ditawarkan para kair quraisy agar Rasulullah berhenti berdakwah. Apa yang Rasululllah lakukan adalah beberapa kali itu pulalah beliau meolak semua itu. Inilah yang Rasulullah ajarkan bagi para aktivis dakwah bahwa orientasi dakwah kita adalah murni karena Allah swt. Bukan karena untuk mendapatkan kekuasaan, kekayaan yang banyak apalagi wanita yang menghibur. Apalagi pada zaman ini pada tataran perpolitikan. Perlu adanya kewaspadaan akan hal ini dan kuatkan keimanan dan keistiqomahan padanya dengan memurnikan ketaatan pada-Nya.
E. Tegar dalam Menghadapi Tekanan Keluarga
Keluarga memang unsur kekerabatan yang paling dekat dekat dengan seseorang. Dalam posisi demikian ini sangat mungkin menyebabkan kelemahan moral ketika berhadapan dengannya.
Abu Thalib(paman Nabi) – kafir Quraisy >< Nabi Muhammad Menghadapi tekanan keluarga semacam itu, ketegasan harus muncul, agar mereka tahu bahwa kerja yang dilakukan itu benar-benar harus diperjuangkan smapai mati.
Sa’ad bin Abi Waqash tetap mengikutii Nabi Muhammad walau diusir ibunya dan tetap bersikap baik pada ibunya hingga turunlah Qs. Al Ankabut : 8
Khalid bin Sa’id tetap mengikuti Nabi Muhammad walau diusir bapaknya hingga bapaknya meninggal.
F. Tegar dlam Kondisi Kekurangan
Bagi para aktivis dakwah, kekurangan harta, fasilitas hidup dan materi bikanlah penghalang laju dakwah, hingga rasa lapar, haus dan lelahnya perjalanan tidak akan mengubah motivasi penegakan kalimat Allah. kisah ketegaran Rasulullah dan sahabat dalam menempuh medan yang berat.
ANALISIS :
Perjalanan dakwah ini jika kita melihatnya secara sederhana dan apa adanya maka akan menghasilkan dakwah yang apa adanya juga. Beberapa kali kita melangkah tanpa pemahaman dan strategi yang mapan. Pemahaman yang parsial, juz’iyah, membuat perjalanan dakwah kita terkadang malah menjadi boomerang bagi dakwah ini. Hal-hal yang kita anggap baik, terkadang malah buruk jika ternyata itu begitu berlebihan. Sebuah semangat adalah baik. Tapi bayangkan ketika semangat itu berlebihan dan tidak pada tempatnya. Beberapa prinsip dalam dakwah mungkin akan diabaikannya atau terlupakan olehnya. Seperti kelemahlebutan dalam berdakwah, dan sebagainya. Ma’rifatul maydan. Dua kata yang harus ditelaah lebih dulu dalam dakwah di zaman ini. Problematika-problematika internal dan eksternal harus lebih dulu dikaji agar tidak terjadi kesia-siaan dalam langkah. Syahid adalah cita-cita kita, tapi proses kita syahid itu pula yang menentukan syahidnya kita. Artinya perlu adanya rancangan strategi untuk mencapai kemenangan. Ingat, kemenangan islam adalah tujuan kami tapi ketika dalam prosesnya kita terbunuh maka itu lain lagi ceritanya. Itulah syahid yang sesungguhnya. Kegagalan dalam dakwah sering kali memang berasal dari para pengembannya. Seperti ketika salahnya dalam melangkah, seperti kegalauannya dalam mencapai keseimbangan, karena sesungguhnya itulah yang mengajarkan pada kita pada akhirnya untuk bisa berbuat seimbang mungkin dalam segala aktivitas kita sehingga tidak ada yang terdzolimi dan kesempurnaan islam dapat dirasakan oleh siapa saja. Tidak dapat dipungkiri, permasalah pada dakwah zaman ini adalah galaunya para pengemban dalam mencapai keseimbangan aktivitas. Dan yang perlu kita yakini adalah adanya korelasi antara ruhiyah yang baik dengan prestasi akademik dan organisasi. Jadi keyakinan akan pertolongan Allah itu mutlak adanya setelah usaha dan tawakkal yang kita lakukan. Problematika eksternal dalam dakwah, seperti yang tertera dalam buku ini benar adanya dan harus adanya langkah cerdik untuk memberantasnya. Itulah mengapa, generasi-generasi kita sudah sepatutnya dibentuk untuk menjadi ahli-ahli dalam bidang-bidang yang bermacam-macam. Jadi teringat kata-kata Ustadzah Wirianingsih, ”jika saya punya anak 11 orang dan semuanya ulama, kemudian teman saya punya 13 orang dan semuanya ulama juga, sungguh jumlah yang sebanyak itu tidak akan dapat merubah bangsa ini”. Oleh karena itulah beliau mendidik anak-anaknya dalam pendidikan umum dan pendidikan islam lebih banyak di lakukan di rumah. Dapat dibuktikan kini anak-anaknya tersebar di Universitas-universitas unggul di bidang umum dengan tetap menyandang sebagai gelar Hafidz/hafidzah. Bayangkan ketika kita, aktivis dakwahnya berada dalam tatanan hukum, berada dalam tatanan ilmiah, teknologi, maka perluasan dan penyebaran dakwah akan lebih mudah dilakukan. Itulah strategi, salah satu strategi dari luasnya ilmu Allah. Tidak dapat dipungkiri juga, bahwa kita memiliki musuh-musuh. Ya, musuh-musuh yang tidak suka akan berkembangnya islam. Akan tegaknya kalimah Allah di muka bumi ini. Berbagai cara mereka lakukan agar dapat memukul mundur kita, para aktivis dakwah. Alhamdulillah para Nabi-nabi, pendahulu kita mengajarkan bagaimana pahitnya jalan dakwah yang mereka rasakan. Sehingga dengan mengkaji kisah-kisah mereka dapat memperteguh langkah kita yang mungkin sangat belum seberapa dengan apa yang mereka rasakan. Tingkat keimanan mereka yang luar biasa dahsyatnya membuat sakit dan lelahnya perjuangan ini hanyalah akan membuat mereka semakin teguh. Ukhuwah yang mereka tanamkan pun adalah buah dari keimanan mereka yang luar biasa. Sehingga soliditas dalam dakwah yang mereka emban bersama pun terikat erat dalam keimanan pada-Nya. Sekarang, kata-kata teroris telah menggema, berbagai fitnah telah menyerang agama kita, agama yang selurus-lurusnya, juga menyerang orang-orang yang berpegang padanya. Perpecahan mereka timbulkan di sisi para penganutnya hingga mereka pecah sepecah-pecahnya. Mereka usung perbedaan pendapat hingga berujung perpecahbelahan. Mereka siksa mereka yang berislam (salah satunya di palestina). Hingga kini di dunia perpolitikan, mampukah mereka para aktivis tegar dalam menghadapi manisnya rayuan?harta, tahta dan wanita. Cukuplah Rasulullah, para sahabat dan Nabi-Nabi terdahulu menjadi pelajaran bagi kita semua. ”Berdoalah kalian kepada-KU, maka akan aku kabulkan”... tingkatkan keimanan, kedekatan pada-Nya hingga sukses kita dapatkan pada akhirnya. Karena Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wallahu ’alam